Selasa, Oktober 13, 2009

Bangun dari Mimpi Panjang


Manusia itu goyah. Seperti gasing yang berputar cepat, namun ketika disentuh sedikit saja akan berhenti dan jatuh. Seperti itulah jiwa manusia yang rapuh. Manusia yang tidak bisa memegang prinsipnya sendiri, bahkan tidak merasa perlu memiliki prinsip.

Menjadi ekonom atau artis atau tukang sapu adalah pilihan yang tidak pernah salah. Mau diam saja di rumah atau berkeliling dunia juga tidak ada yang salah. Mau jadi pengusaha atau karyawan, tidak ada pilihan yang salah. Yang salah adalah memilih menjadi manusia tanpa prinsip.

Manusia tanpa prinsip, sepanjang hidupnya hanya akan menjadi follower. Seperti sampah yang terombang-ambing oleh aliran sungai yang deras. Tidak bisa menjadi ikan yang dapat memutuskan akan berenang mengikuti arus, melawan arus, atau berlindung di tepian sungai.

Buat apa menjadi manusia kalau tidak tahu apa yang diinginkan?

Seperti boneka saja. Biarpun begitu cantik dan menawan, tapi tidak bisa berbicara dan berjalan sendiri. Mau saja diseret ke sana kemari. Mau saja diinjak-injak dan dijadikan mainan.

Manusia itu BEBAS!

Manusia selalu tahu ke mana harus melangkah. Manusia selalu tahu jalan mana yang harus ditempuh dan bagaimana menolak rintangan yang menghambat perjalanannya.

Berhentilah menjadi boneka. Berhentilah menjadi sampah yang diombang-ambingkan arus sungai.

Teguhkan prinsipmu, kuatkan tekadmu, dan jadilah manusia yang sesungguhnya!

Rabu, Juli 29, 2009

This feeling

You hold my hand. Suddenly our conversation stopped. Those eyes staring at me, and then just a simple words from your mouth. “I like you.”

Those hugs, touches, whispers, breaths, kisses, strongly stayed in my mind.

I couldn’t find a longer words. I couldn’t make a longer story. My heart has stored it better than my words can do.

Wo ye xihuan ni.

Senin, Juni 01, 2009

Kerudung, Jilbab, dan Ketaatan Seorang Muslimah

Kerudung bukanlah jilbab dan jilbab berbeda dengan kerudung. Meskipun wacana ini sudah ‘basi’ di kalangan anak pesantren dan madrasah macam saya, tetapi rasanya masih perlu diluruskan untuk kalangan awam.

Jilbab BUKAN hanya penutup kepala. Jilbab—singkatnya—adalah pakaian panjang dan longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dewasa, kecuali wajah dan telapak tangan. SALAH KAPRAH sekali kalau orang2 masih menyebut selembar kain yang menutupi kepala sebagai jilbab. Itu bukan JILBAB, sodara2, tapi KERUDUNG.

Saya pribadi tidak pernah menyebut diri saya sebagai gadis berjilbab. Saya masih berkerudung. Saya masih memakai kaos, kemeja, kardigan, jins, rok, dan pakaian2 kasual lainnya. Namun untuk menunjukkan bahwa saya berniat menutup aurat, maka saya mengenakan selembar kain yang menutupi kepala. Itu saja.

Mana yang lebih taat, wanita berkerudung atau wanita berjilbab?
Well, tentu tidak bisa divonis begitu saja. Pada umumnya umat Islam cenderung menganggap wanita berjilbab jauh lebih taat dan kaffah (menyeluruh) dalam melaksanakan hukum2 Islam. Mereka umum disebut muslim radikal. Sedangkan wanita berkerudung masih punya kompromi dalam menafsirkan hukum2 Islam. Mereka umum disebut muslim moderat.

Sebetulnya penggolongan seperti ini tidak terlalu baik. Muslim ya muslim. Kenapa harus dibedakan berdasarkan jenis penutup kepala yang dipakai?

Di luar pertentangan apakah itu jilbab atau kerudung, banyak yang beranggapan bahwa ketika seorang muslimah menutup seluruh auratnya maka saat itu pula lah ia telah dianggap sebagai wanita beriman yang sholihah.

Perlu digarisbawahi bahwa: Menutup aurat TIDAK MENANDAKAN bahwa seorang muslimah sudah sepenuhnya sholihah, tetapi MEMBANTUNYA untuk menjadi lebih sholihah. Ketika seorang wanita memakai jilbab atau kerudung, maka mau tidak mau ia membawa sebuah stigma di kepalanya: Anda orang saleh dan Anda tidak boleh berbuat macam2. Pakaian Anda mengendalikan hawa nafsu Anda. Pakaian Anda menjaga tingkah laku Anda. Ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak baik dengan memakai pakaian tersebut, maka seluruh simbol dan stigma yang melekat padanya akan tercoreng habis-habisan.

Jika Anda memakai penutup kepala, maka tentu Anda akan berpikir dua kali sebelum pesta miras di diskotek, “Pantaskah saya melakukannya? “
Anda akan menimbang-nimbang sebelum berkencan di kamar hotel bersama kekasih Anda, “Tidak malukah saya melakukannya? Malu terhadap pakaian yang saya kenakan? Malu terhadap Tuhan yang memberi pakaian ini untuk menjaga kehormatan?”

Itulah makna sebenarnya yang terkandung dalam penutup aurat. Bukan sebagai alat politik. Bukan sebagai alat untuk menarik simpatisan kampanye. Bukan sebagai alat untuk membentuk topeng religiusitas.

Jadi mulailah berpikir ulang tentang kerudung, jilbab, dan ketaatan seorang muslimah.

Kamis, Mei 28, 2009

Bunga dan Rumput Liar

Tidak ada yang meragukan keindahan bunga di taman. Entah itu anggrek, mawar, krissan, lily…bunga2 itu selalu cantik, segar, dan memancarkan aroma harum. Namun musim berganti. Beberapa bunga akan layu dan mati. Tidak akan ada kuncup yang mekar, tidak ada aroma wangi yang memancar. Bunga-bunga tidak tahan hidup pada musim dingin. Kelopak mereka terlalu halus untuk tersengat hawa beku. Tangkai mereka terlalu rapuh untuk diterjang badai salju.

Ketika tukang kebun lalai menyiram, bunga-bunga panik. Akar mereka begitu pendek dan halus, sulit menjangkau air yang terlalu dalam. Mereka kehausan, mereka selalu butuh diberi minum. Ketika ulat-ulat datang, mereka kebingungan. Daun-daun mereka yang hijau mulus berlubang digerogoti. Tanpa tukang kebun yang menyemprot anti-hama, mereka sangat menderita.

Bunga-bunga yang indah selalu punya lingkungan mereka sendiri. Di dataran tinggi, dataran rendah, atau pegunungan. Mereka hidup di suhu tertentu, kelembapan tertentu, jenis tanah tertentu. Sedikit saja ada yang berubah, mereka tidak bisa menyesuaikan diri. Mereka akan layu dan mati.

Namun rumput liar berbeda. Mereka bisa hidup di mana saja dan kapan saja. Gunung, dataran, pantai. Winter, summer, spring. Musim hujan atau musim kering. Rumput liar selalu ada! Tumbuh dan terus tumbuh. Tak pernah mati biarpun diinjak berulang kali. Tak pernah goyah biarpun musim berubah.

Rumput liar tak perlu disiram, dipupuk, dan disemprot anti-hama. Mereka punya akar yang sangat panjang dan kuat. Cukup panjang untuk menusuk air di dasar tanah. Cukup kuat untuk mempertahankan diri ketika kau mencabutnya.

Rumput liar tidak pernah dimuliakan, disanjung, diberi pot kehormatan. Namun dia terus hidup. Dia hidup karena dirinya sendiri. Betapapun kau memandangnya tidak berharga, dia tidak peduli. Dia tidak akan mati.

Dan aku pun akan menjadi rumput liar yang tangguh, tak peduli betapa sering kau menginjakku.

*Tulisan ini terinspirasi Yamazaki Tanpopo (Imadoki)*

Minggu, Mei 03, 2009

Newest news...

Banyak hal yang terjadi dan saya sudah lama tidak menulis. Lima hari lagi untuk pertamakalinya saya akan pergi ke luar negeri, tepatnya ke Jerman selama 13 hari. Tapi sebelum itu banyak yang terjadi.

Semester 2 ini berlalu bagai shinkansen di rel kehidupan saya. Segalanya berlangsung begitu cepat dan tiba2. Patut disyukuri bahwa saya ketiban banyak prestasi pada semester ini. Itu juga yang mungkin menjadikan hari2 saya berlalu begitu cepat. Awal semester, bulan Februari tepatnya, tahu2 ada pengumuman bahwa PKMM kelompok saya dan ketiga teman saya lolos didanai Dikti. Jadi selama 4 bulan kami harus melakukan program abdimas tersebut.

Awal Maret, mendadak dapat email bahwa saya diundang ikut student conference ISWI 2009 di Jerman. Setelah itu marathon aktivitas seolah tak berhenti menghadang…

Waktu saya habis untuk keperluan cari sponsor keberangkatan. Mulai bikin proposal, konsultasi, ngurus surat, ketemu sponsor, dll. Di samping itu masih harus jalan PKMM. Dan tugas kuliah yang seabreg. Sisa2 tugas kepanitiaan yang belum terselesaikan. Belum lagi kegiatan insidental yang butuh persiapan mendadak…

Di sela2 waktu itu saya—entah kenapa—masih sempat daftar ikut lomba. Saya gak tahu apa yang ada di pikiran saya waktu itu tapi ternyata ikut juga. Saya satu tim dengan dua kakak tingkat saya. Karena sama2 sibuk, kami gak pernah latihan sama sekali bahkan sampai menjelang keberangkatan…

Sama sekali gak terpikirkan bahwa untuk ikut lomba debat itu harus menginap di dekat UK Petra selama 5 hari. Kami berangkat tanggal 25 dan pulang tanggal 29. Padahal tanggal 6 saya sudah harus terbang ke Jerman. Tapi saya sudah terlanjur mendaftar dan tidak boleh mundur, meskipun saya ingin…

Di Surabaya sama sekali tidak mengenakkan. Terutama karena saat keberangkatan tiba2 saya dapat ‘monthly guest’. Rasanya gak nyaman. Di sana saya bad mood dan dimarahi teman se-tim karena bête terus kalo diajak latihan. Padahal kan saya lagi gak enak badan. Anak laki2 gak bisa mengerti. Di sana saya cewek sendirian. Saya homesick berat. Dan saya hanya tidur 3-4 jam sehari. Tapi ternyata kami lolos terus dan gak bisa langsung pulang…

Meskipun masih ‘cupu’ dalam hal lomba debat, anehnya kami berhasil meraih juara 2. Ini keajaiban. Mengingat pengalaman dan persiapan kami yang sungguh pas2an. Sayang sekali, waktu mau pengumuman pemenang tiba2 ada berita duka. Ayah salah satu teman se-tim saya meninggal. Baru sekali itu saya lihat dia menangis dan saya jadi ikut sedih. Tapi saya bingung mau bilang apa jadi saya cep2in saja.

Pulang ke Malang saya sudah ditunggu oleh rentetan tugas yang menyesakkan. Banyak yang dikumpulkan hari Senin, padahal saya take off hari Rabu. Dan saya sama sekali belum mempersiapkan materi untuk dipresentasikan di ISWI. Saya lagi2 mengalami masalah dalam manajemen waktu…huhuhu

Baiklah rasanya cukup sekian laporan kegiatan saya sehari-hari. Nanti akan saya posting yang lebih bermutu. Semangat! ^^p

deepest feeling...

Ada kalanya sulit bagimu untuk tidak menyukai orang yang terbiasa ada di dekatmu. Apalagi kalau kamu adalah orang yang tidak percaya pada pandangan pertama. Kadang-kadang kamu merasa amat respek padanya, tapi di lain waktu perasaan itu menguap begitu saja. Selalu naik dan turun. Namun tak dapat dipungkiri bahwa dia menempati posisi yang spesial di hatimu. Mau tidak mau di waktu-waktu senggang pikiran itu muncul di benakmu.

Sayang sekali kamu tidak bisa terus bersikap seperti itu. Ada beberapa hal yang membuatmu harus menahan kuat-kuat perasaanmu. Ada beberapa hal yang membuatmu lebih baik menekan saja apa yang kamu rasakan. Memang cukup sulit, tapi setelah kamu pikir-pikir, memang itulah yang terbaik.

Kamu tidak habis pikir sebenarnya apa yang salah dengan dirimu. Mengapa kamu begitu sulit membuka diri dan mengapa kamu tidak mudah menceritakan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Kadang-kadang kamu berpikir apakah dirimu ini sama sekali tidak menarik? Mengapa tidak ada orang yang memberi perhatian khusus padamu?

Kadang2 kamu mengira kamu diciptakan dengan dinding transparan di sekelilingmu, yang menghalangi orang-orang untuk mendekatimu. Malangnya, dinding itu sepertinya kamu buat sendiri secara tidak sengaja. Dan itu sudah berlangsung lama sekali. Kamu tidak pernah tahu bagaimana cara menghancurkannya. Kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya sampai kamu merasa bahwa ternyata kamu selalu sendirian. Tapi sudah terlambat. Dinding itu sudah tumbuh terlalu kuat untuk dihancurkan. Dan kamu akan selalu melolong minta pertolongan dari balik kungkungannya.

Kamu pun bertanya mengapa kamu tidak bisa bersikap baik kepada orang yang mencoba mendekatimu? Kamu hanya bisa menerima mereka yang memang ingin kamu terima. Sayangnya meskipun sudah menunggu mereka tidak pernah datang. Dan dinding yang kamu bangun pun tumbuh semakin tinggi dan tinggi. Kamu terbenam di dalamnya tanpa bisa menggapai-gapai lagi.

Orang-orang tidak tahu bahwa kamu sangat butuh pertolongan. Kamu menginginkan mereka ada di dekatmu tapi dinding transparan itu membuat mereka takut mendekatimu. Lama-lama kamu muak. Suatu hari kamu akan menghancurkan dinding itu. Pasti. Entah bagaimana.

Jumat, Mei 01, 2009

Terbang...

Saya percaya setiap manusia punya sayap dan bisa terbang. Ada yang memiliki sayap yang kuat dan tahu betul bagaimana cara mengepakkannya hingga bisa membawa mereka terbang melampaui awan. Ada pula yang sebetulnya punya sayap yang bagus, namun tidak tahu bagaimana cara mengepakkannya. Ada pula yang begitu ingin meniru sayap-sayap orang lain agar bisa terbang setinggi mereka. Ada pula yang tidak percaya akan kekuatan sayap mereka sendiri. Bahkan ada pula yang tidak sadar bahwa mereka sebenarnya memiliki sayap.

Seperti burung, sayap-sayap manusia pun bisa patah. Tapi, tidak seperti burung, manusia punya kekuatan untuk memperbaiki sayap-sayapnya sendiri, menyembuhkannya, dan mengepakkannya kembali menuju angkasa. Manusia akan selalu bisa terbang selama mereka mau mengepakkan sayapnya sendiri...

Ada kalanya kamu tidak puas dengan sayapmu sendiri. Mungkin kamu merasa sayapmu terlalu kecil, tidak seimbang, dan terlihat rapuh. Mungkin kamu ingin memiliki sayap seperti temanmu; yang lebih besar, indah, dan kuat. Namun pernahkah kamu berpikir bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan sayapnya masing-masing? Pernahkah kamu berpikir bahwa sayapmu-lah yang paling baik untukmu? Mungkin jika kau diberi sayap sebesar itu, tubuhmu terlalu kecil untuk menanggungnya. Percayalah, Tuhan tahu pasti sayap yang paling tepat untukmu.

Jika kau merasa tidak bisa terbang, jangan keburu berpikir bahwa kau tidak punya sayap. Sayapmu selalu ada di sana, tepat di punggungmu. Kau hanya perlu memeriksanya sebentar, barangkali ada bagian dari sayapmu yang patah? Barangkali ada bulu-bulu sayapmu yang rontok? Barangkali kamu hanya perlu memperbaiki sayapmu dan setelahnya kamu bisa terbang kembali...

Jangan keburu berpikir bahwa sayapmu benar-benar patah dan tidak bisa disembuhkan. Berpikirlah bahwa betapapun patahnya sayapmu, selalu ada cara untuk memperbaikinya dan kamu akan selalu bisa terbang mencapai langit...

Terbanglah dengan mimpi-mimpimu!

Senin, April 13, 2009

A Sunday with Peng Laoshi














On Sunday morning Ken invited me along with 彭洁, our中文老师 (Chinese lecturer in Ma Chung University) to go to her family’s marriage. We arrived at Ken’s home early at 7 a.m. (Actually I was a bit late coz I almost forgot the appointment =p). Well, at that time we watch the marriage promise (akad nikah) and 彭老师 asked me few questions about that.

After ‘akad nikah’ we spent the time talking about many things in Ken’s room. 彭老师 was interested with the history of Chinese-descent people in Indonesia, the topic that Ken and I also like to discuss. We also compared about people habit in Indonesia and China, the culture, even we talked about guy. 彭洁liked suggesting people, she’s really suitable to be 老师 ^^.

After that I asked老师 to come to my home. At that time the whole family was going to Surabaya, so there was only me and my 1st sister. I told 老师 about my family, I showed her the family photo album. She asked me to keep my baby photo^^.

Then I dropped her in her home. But at 3 p.m. we went back to Ken’s home to see the ceremonial’s wedding. This is the most interesting part. Ken asked 老师 to bring the ‘Kembang Mayang’. You know that in traditional Javanese wedding ceremony, there will always be two girls in bride side and two boys in broom side to hold the Kembang Mayang. Actually it’s Ken, but she want 老师 to replace her.

So 老师 wore ‘kebaya’ and ‘jarik’—she’s so cute, really, just see it in the photo^^. She changed the Kembang Mayang with the boy in broom side. Hooo…she’s a bit nervous~~. Then she asked me what was the meaning of changing the flower, but I couldn’t clearly answer (poor Javanese me -_-“).

Take a look at the photos…^^
I also share the photos and video on Facebook.

Poligamy in Islamic View

Well, this post is dedicated to anybody who wishes to know more about polygamy in Islam. Since one of my lecture point this topic I wrote in previous post, I decide to explain about Islamic polygamy in detail.

Banyak orang protes, mengapa poligami dibolehkan? Ya, poligami memang secara sah DIBOLEHKAN, bukan DIANJURKAN. Jelas dan gamblang sekali Allah menjelaskan di QS An-Nisa’ ayat 3:

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan yang yatim, maka nikahilah wanita2 yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak2 yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

Ada alasan tentunya mengapa seseorang boleh berpoligami (well, istilah yang tepat sebetulnya poligini, yaitu seorang pria menikah dengan lebih dari 1 wanita. Kalau poliandri=seorang wanita menikahi lebih dari 1 pria. Poligami=menikah dengan lebih dari 1 pasangan. Baik poligini maupun poliandri keduanya termasuk poligami. Tapi karena sudah terlanjur salah kaprah… apa boleh buat -_-“).

Misalnya jika istrinya gak mampu memberikan keturunan. Atau gak mampu melayani nafkah batin suami. Atau untuk mengangkat derajat wanita janda dan anak2 yatim yang dibawanya, menafkahi dan melindungi mereka. Dan perlu diingat, untuk melakukannya gak asal cablak aja ya. Ini yang disayangkan kenapa banyak orang memposisikan poligami seolah2 seperti “seenaknya kawin lagi”, “asal nyaut istri baru”, dsb, dkk, emangnya kita ini kebo apa??? Kalo kebo mau kawin ya kawin aja. Gak perlu ribet minta izin istri pertama, menafkahi secara adil, membagi waktu secara proporsional, dll. Poligami itu bukan sekedar menikah lagi, Sodara2. Ada aturannya, ada syaratnya yang kalo dilanggar malah bikin dosa.

Di ayat Al-Quran di atas udah jelas diterangkan, kalo nggak bisa berbuat ADIL, mending gak usah nikah lagi deh. Kalo gak punya cukup duit, siap secara mental, finansial, emosional, intelektual, dan spiritual mending gak usah poligami. Daripada maksain malah jadi dosa? Nah, sekarang jadi muncul pertanyaan. Kalo emang dasarnya monogami itu lebih baik, kenapa poligami dibolehin?

Well, ada tiga alasan seenggaknya. Ini kesimpulan pribadi, hasil membaca-baca beberapa buku poligami.

Pertama. Anda pernah belajar Biologi, khususnya Genetika? Anda tahu bahwa laki2 memiliki kromosom kelamin bergenotip XY, dan perempuan XX? Anda tahu bahwa kromosom X lebih mudah hidup pada lingkungan bersifat asam, sifat alamiah pada organ reproduksi wanita? Anda tahu bahwa kromosom Y hanya bisa hidup di lingkungan basa, kondisi yang jarang terjadi pada organ reproduksi wanita, kecuali saat orgasme? Intinya adalah: Bikin anak cowok itu lebih SULIT daripada bikin anak cewek, dan karenanya WAJAR kalo dari dulu sampe sekarang jumlah wanita selalu lebih banyak daripada pria, dan karenanya WAJAR pula jika suami beristri dobel lebih BANYAK daripada istri bersuami dobel.

Kedua. Anda tahu pria diciptakan dengan hasrat seksual menggebu-gebu, bergejolak, selalu minta disalurkan—sungguh merepotkan dan menyusahkan -_-“. Nah, apa yang terjadi jika pria berlebih nafsu ini tidak terpuaskan? Jawabannya mudah sekali, semudah menemukan poster caleg saat kampanye pemilihan. Anda tahu kasus perselingkuhan? Pemerkosaan? Prostitusi? Atau bahkan Anda pernah melakukannya sendiri? Itu adalah akibat dari hasrat pria yang tidak tersalurkan pada tempatnya.

Heran juga ya, kenapa orang2 seperti lebih mudah memaafkan suami yang berselingkuh daripada suami yang berpoligami? Ketika seorang pria berselingkuh, maka ia mencari kepuasan seksual tanpa ingin terikat pada tanggung jawab. Gampangannya begini,” Aku nge-seks sama kamu, aku puas, kamu puas, tapi jangan paksa aku bertanggung jawab. Kamu mau duit? Aku kasih. Tapi kalo kamu hamil, jangan panggil aku bapaknya. Kamu gugurkan, silakan. Nggak mau aborsi, jangan harap aku mau nafkahi. Jangan pernah minta warisan biar dia darah dagingku. I just wanna having fun. Free, tanpa ikatan.”
Lihat kan betapa PENGECUT-nya pria2 macam itu?

Nah, sekarang bandingkan dengan kasus ini. “Aku tertarik sama kamu. Tapi aku nggak mau kita berhubungan tanpa ikatan. Aku nggak mau kamu terlunta-lunta. Kalau kamu cuma kujadikan simpanan, status anak kita nggak jelas. Aku bisa nafkahi kamu tapi nggak bisa mengangkat derajatmu. Aku nggak mau itu. Aku mau bertanggung jawab atas apa yang aku perbuat. Jadi aku nikahi kamu, kita bisa berhubungan dengan sah dan aman. Aku terikat secara resmi padamu.”
See, mana yang lebih bertanggung jawab???

Nggak benar sebetulnya kalo poligami dibilang merendahkan derajat wanita. Lha, jadi wanita simpanan sama jadi istri resmi ya jelas lebih terhormat jadi istri resmi toh? Mana sih yang lebih menyakitkan sebagai seorang wanita, ketika kamu dihadapkan pada suami yang sok2 berlagak setia di hadapanmu, tapi di belakangnya selingkuh sama pelacur2 murahan dan punya banyak simpanan? Atau suami yang jujur mengakui kalo dia jatuh cinta sama perempuan lain, tapi mau bertanggung jawab dan menikahinya secara terhormat? Mau terus dibohongi dan berlagak harmonis, atau mau diberi kejujuran biarpun menyakitkan?
Well, itu pilihan. Dan pilihan perempuan memang nggak pernah mudah.

Ketiga. Anda tahu beberapa wanita tidak dapat melahirkan keturunan? Anda tahu beberapa wanita mungkin terkena penyakit dan tidak bisa melayani kebutuhan biologis suami? Tapi suami masih mencintai dia, dan nggak mau menceraikan dia. Tapi suami juga butuh nafkah batin, butuh anak kandung. Solusinya nggak perlu berselingkuh. Dia bisa menikahi satu wanita lagi.

Well, kesimpulannya poligami bukan sembarang lakon. Bisa dibilang ini adalah jalan keluar secara sah untuk menghindari zina a.k.a. seks bebas. Pelaku poligami dibebani tanggung jawab yang sangat besar. Bukan seperti pelaku seks bebas yang seenaknya mencampakkan wanita yang udah dia ‘campurin’. Waktu milih istri baru pun harus betul2 dipikir, sama seperti ketika pilih istri pertama. Dilihat bibit, bebet, dan bobotnya. Jadi bego banget kalo ada orang yang dengan lugunya menyamakan poligami dengan seks bebas, apalagi sampe menuduh bisa menularkan PMS. How dare!

Tapi sekali lagi, poligami itu bukan ANJURAN, apalagi kewajiban, tapi hanya emergency exit untuk kasus2 tertentu. Kalo dengan satu istri aja udah bisa hidup bahagia, kenapa harus nambah lagi?

Sabtu, April 11, 2009

Roxalen Reminds...

Ashya Mubin Arumbhi terpana menatap makhluk di hadapannya. Gadis kecil itu baru empat tahun dan ia baru saja mendapati mukjizat kedua muncul dalam hidupnya. Matanya yang besar hitam, khas wanita India, tak berkedip menatap seonggok keajaiban di telapak tangannya. Seekor bayi ikan yang luar biasa menakjubkan. Bayi itu tidak lebih besar dari telapak tangan Aaya. Ekornya putih keperakan, memendarkan pelangi saat cahaya matahari mengenainya. Ekor itu berkecipak lemah di tangannya, menimbulkan sensasi geli yang menyenangkan di kulit si gadis.

“Aduh, kau lucu sekali,” Aaya kecil tertawa senang. Namun ekor putih itu bukanlah keajaiban utama si bayi ikan. Semakin ke atas, sisik pada ekor itu semakin menipis, menyamar, hingga akhirnya berubah menjadi kulit. Kulit manusia lengkap dengan segala kerutannya. Lebih menakjubkan lagi, bayi ikan itu berkepala manusia. Betul-betul kepala bayi manusia. Matanya berbinar-binar lucu dan bibir mungilnya terus saja megap-megap seolah minta susu.

“Tapi…” Aaya kecil menatapnya ragu. “Kau ini apa, ya?” Gadis kecil itu berpikir sebentar. Kemarin ia baru saja mendapat mukjizat pertamanya. Saat bercermin, tiba-tiba ia mendapati bayangannya bisa berbicara. “Hai,” sapa bayangannya di dalam cermin. “Kau Ashya, kan? Aku Aysha, bayanganmu. Mulai hari ini kita akan menjadi teman dekat.”

Keajaiban rupanya belum berhenti. Belum selesai Aaya mereka-reka makhluk di hadapannya, bayi ikan itu tiba-tiba melompat dari tangannya. “Hei!” pekik Aaya. Bayi itu menyelam kembali ke laut, persis di dekat karang, tempat di mana Aaya menemukannya tergeletak berselimut pasir.

Seolah ditarik oleh pesona bayi ikan itu, tanpa sadar Aaya ikut melompat ke dalam laut. Di dalam air, bayi ikan itu masih berenang lincah di depannya. Aaya bermaksud meraihnya sebelum ia sadar bahwa ia tidak bisa berenang! Sungguh bodoh, ia masih empat tahun dan Ayah belum pernah mengajarinya berenang. Gadis kecil itu megap-megap meminta oksigen. Gaya gravitasi terus menariknya turun…tenggelam ke dasar…sekuat apapun ia berusaha menyentakkan kakinya menuju ke atas. Aku tidak bisa bernapas! Ayah, Ibu, tolong aku! Paru-parunya yang serasa terbakar memaksa kelenjar di ujung matanya mengeluarkan airmata. Meskipun toh tak ada gunanya karena ia sekarang berada di dalam air, menangis atau tidak tak akan ada bedanya.

Namun lagi-lagi keajaiban itu muncul. Saat hampir pingsan keracunan karbondioksida, seekor kepiting biru tiba-tiba muncul di dekatnya dan mencapit ujung jarinya seketika. Cukup sakit, tapi itu juga cukup untuk membuatnya tersadar kembali. Entah mengapa tiba-tiba aliran udara menerobos langsung ke paru-parunya. Melegakan. Air laut masih tetap ada di sana, namun entah bagaimana kini ia dapat menyerap oksigen di dalam air tersebut. Ia bisa bernapas! Ia menggerakkan tangan dan kakinya. Ringan! Ia bisa melayang! Ia tidak lagi terseret ke dasar laut. Buru-buru Aaya menoleh ke sekeliling dan mendapati ekor putih bayi ikan itu berenang jauh di depannya. Dengan semangat Aaya mengejarnya serupa kelincahan seekor lumba-lumba yang baru saja ia dapatkan.

Samudera Pasifik sangatlah luas. Bayi ikan itu berenang begitu cepat namun Aaya selalu dapat mengimbanginya. Kulitnya seakan menyatu dengan air di sekelilingnya. Begitu sejuk dan elastis. Ia bisa meliuk dengan cepat, tangkas, sungguh seakan terbang di angkasa bersih tanpa awan. Ia berenang dalam kecepatan tinggi, seperti warp di ruang antarplanet. Ini menyenangkan! pikirnya. Aaya terus berenang dengan senyum lebar terkembang—serupa layar perahu jauh di permukaan, tempat kedua orangtuanya sibuk mencari anak gadisnya yang tiba-tiba menghilang. Namun tentu saja Aaya tak mendengar teriakan mereka. Bayi ikan setengah manusia itu begitu menarik perhatiannya, dan kini ia hanya tinggal sejengkal saja dari ekor putihnya yang meliuk-liuk lucu.

Tangan Aaya menggapai-gapai mencoba meraihnya. Namun baru saja ujung jarinya menyentuh sisik keperakan itu, sebuah pemandangan luar biasa muncul di hadapannya. Dalam sekejap waktu di sekitarnya seolah berhenti. Untuk kesekian kalinya Aaya terpana. Dua hari terakhir ia telah mengalami rangkaian keajaiban tak masuk akal, namun inilah yang paling istimewa.
Sebuah karya arsitektur yang begitu megah berdiri menjulang di depannya. Sungguh tak menyangka bangunan menakjubkan itu bisa tertanam di sini, beribu-ribu mil di dasar Samudera Pasifik. Tempat itu tak terkatakan. Ada kubah besar di tengahnya, melengkung melindungi bangunan utama berupa lingkaran di bawahnya. Di sekeliling kubah koridor-koridor panjang silang menyilang mengitarinya. Koridor itu dilapisi ivies, tanaman merambat yang menjurai menutupi atap dan dindingnya. Dari kejauhan, bangunan itu serupa planetarium di dasar laut yang dikelilingi kebun percobaan.

“Ini…apa?” Aaya tak bisa menahan emosi. Menatap bangunan itu, rasanya seperti ada pisau-pisau rindu yang tiba-tiba menusuki hatinya. Rasanya seperti menatap rumah yang telah lama ditinggalkan. Rasanya seperti ada begitu banyak kenangan di tempat ini, tempat di mana ia selalu ingin kembali.

Roxalen.
Sebelas tahun kemudian, ia benar-benar kembali ke tempat itu lagi.

Senin, April 06, 2009

About the Talkshow...

Beberapa pertanyaan dan pernyataan sukses menarik perhatianku saat talkshow CBDC 2 Sabtu kemarin. Karena jadi moderator, mau gak mau aku harus memperhatikan benar kata-kata setiap pembicara dan penanya. Padahal biasanya kalo dengerin seminar CBDC mataku gak bisa mbuka’ tanpa dipaksa…hahaha

Dari 7 pembicara, menurutku yang paling menarik adalah apa yang disampaikan Pak Jimmy Pardede dari Gereja Reformed Injili Indonesia. Biarpun nih orang ngomongnya cepet tanpa titik koma, tapi bener2 padat dan berisi. Satu hal yang kena banget di otakku adalah gagasan soal “kebebasan palsu”. Bahwa zaman sekarang orang2 banyak terkungkung oleh kebebasannya sendiri. Bahwa sebenarnya kebebasan yang berlebihan malah menimbulkan KECANDUAN, yang sebetulnya membuat kita terikat pada kebebasan itu. Kontradiktif, ya?

Seperti orang merokok, misalnya. Well, kamu bisa bilang “saya bebas merokok.” Kamu bebas melakukannya selama gak merugikan orang lain. Tapi ketika kamu merokok dan terus merokok, pada akhirnya kamu gak bisa hidup tanpa rokok. Kamu mulai ketagihan. Kamu mulai terikat pada apa yang kamu sebut ‘kebebasan merokok’. See, kamu mulai terkungkung oleh kebebasan yang kamu ciptakan sendiri. Wah, ‘nonjok’ banget nih.

Bicara soal Bapak xxx yang mewakili pemuka agama Islam, sebetulnya aku agak sedikit kecewa. Aku berharap yang diundang adalah seorang cendekiawan muslim keren yang sepemikiran dengan Nurcholis Madjid, atau sebijak Aa’ Gym, atau se-logic Quraish Shihab. Seseorang yang lebih moderat, logis, dan ilmiah tentunya. Yang kalo pidato gak panjang2 tapi langsung ke intinya. Yang kalo jawab pertanyaan to the point, memuaskan, dan mencerahkan.

Kemarin tuh cukup banyak pertanyaan yang nyerempet2 ke hukum Islam. Misalnya tentang nikah siri dan poligami. Well, pertanyaan nikah siri itu emang aku udah tau jawabannya. Dan soal poligami, aku agak kecewa karena Bapak xxx itu njawabnya kurang tegas, kurang logis, dan agak ‘mekso’. Jadinya, Ibu yyy jadi punya kesempatan untuk ‘mengkritik’ poligami sehingga seolah2 memperburuk citra agamaku.

Sebetulnya pertanyaan itu bisa kujawab kok. “Katanya seks bebas dengan berganti2 pasangan itu gak boleh. Lha terus gimana dengan poligami? Apa gak ketularan PMS juga karena ganti2 pasangan?” Oh, well, rasanya pengin aku teriakin langsung ke muka ‘si anak itu’ (yang emang dari sononya nyebelin dan sukanya nantangin debat orang) “Ya gak laaahhh!!!” Tolong ya, emangnya biar poligami kamu pilih istri sembarangan? Asal comot aja gitu? Ya pasti harus tau bibit, bebet, dan bobotnya lah. Kalo udah jelas sehat, ya gak bakal ketularan biar ganti2 juga. Yang dimaksud ‘ganti pasangan’ itu ya ketika kamu melakukan kumpul kebo, a.k.a. nge-seks dengan sembarang orang tanpa pilih2, orang2 yang gak dikenal jelas, yang asal saut di diskotek, panti pijat, ketemu di jalan atau apa lah ‘sex right in the place’ macam gitu.

Huff. Taun depan pengin deh nawarin ke Bu Vera buat pembicara Muslim-nya. Karena sekarang nih Islam lagi jadi kontroversi dan banyak yang mempersoalkan hukum2nya, aku rasa butuh seorang pembicara yang lugas dan ilmiah untuk menjelaskan kepada orang2 logis itu. Bukan pembicara yang biasa ceramah ngalor-ngidul di depan Ibu-ibu pengajian atau majlis ta’lim. Taun depan aku pengin nyaranin ulama yang lebih kereeennn!!!

BTW, setelah dipikir2 lagi aku masih harus belajar banyak untuk jadi moderator. Kemarin aku melakukan kesalahan fatal yaitu menyela pembicara yang sedang ngomong tanpa peringatan. Udah gitu pembicaranya nyindirin aku lagi. Aduh sumpah waktu itu seluruh badanku rasanya panas banget karena malu. Malu bangeeeeetttttt……… tapi gak mungkin kan aku turun dari panggung dan teriak2 ke Bu Sinta, “Bu maaf saya salaaaaaahhhhhh!!!!!!!!!!!” Jdhieenngg. eS-We-Te.

Kayaknya lebih enak jadi pembicara deh. Lebih enak waktu presentasi pas SOE. Atau jadi MC MaC-Maple. Itu gak terlalu sulit. Jadi moderator berarti harus siap duduk 3 jam tanpa kehilangan fokus, dengan otak yang selalu kritis, dan tangan yang selalu siap mencatat. Juga kemampuan ngobrol santai dengan pembicara yang notabene higher knowledge. Oh, juga ketahanan untuk selalu senyum, penuh percaya diri, dan (sedikit) sok tahu.

Aku jadi pikir2, kalo Grace yang tampil jadinya kayak apa yah? Jelas lebih keren dan hidup. Jelas lebih bisa meng-handle situasi. Secara dia udah dewasa dan gak bakal pasang tampang lugu-lugu bego kayak aku. Yah begitulah bedanya orang yang udah berpengalaman sama yang masih ‘ijo’ banget. Ya ampun, itu pertamakalinya aku disuruh jadi moderator, langsung disodorin 7 pembicara, dan Cuma dikasih waktu kurang dari sehari buat persiapan.

Sebenernya aku pengin coba lagi. Coba terus sampe lancar. Ini bakal berkaitan erat sama cita2ku sebagai jurnalis. Well, aku gak akan melulu menulis di media cetak kan. Bisa aja ntar juga jadi presenter kayak Meutia Hafidz atau Isyana Bagus Oka…hooo basic-nya dari moderator juga toh.

Nanti lah kalo ada kesempatan lagi. Kalo Grace sakit lagi mungkin. Hehehe. Karena kayaknya aku selalu jadi ‘serep’nya dia…pas MaC-Maple itu juga. Hoh.
Anyway, keep struggling! ^^p

Sabtu, April 04, 2009

catatan hari ini

well...akhirnya terlampaui juga.
i didn't really perform well today. i made some mistakes.
kmaren sore bu vira tau2 sms dan minta aku jadi moderator talkshow cbdc hari ini. harusnya grace sih...tapi dianya lagi sakit dan aku yang disuruh. padahal aku punya pengalaman apa siiiiiiiiihhhhhhhhh??????????????????

hufff. asli binun. tapi mau gimana lagi. bu sinta yang minta dan aku gak boleh begitu aja menyerah sebelum mencoba. dan jadilah...bagaimana perform-ku yang unsayable tadi...hu uh

hari ini ngenthang sampe jam 3 karena harus ngliput macchef alias ma chung chinese festival. aku gak ikud karena jarang latian.

well, di public comp nih. masih banyak yang mau diceritain tapi kakiku pegel. disambung nanti2 aja.

babai^^

Minggu, Maret 29, 2009

PKM Diary (5): Museum Zoology Tidar

Tadi pagi jam 09.00 kami ber-3 (Ami, Ko Cung, aku) akhirnya melaksanakan juga program pertama buat anak2 Sanggar Mergosono: KUNJUNGAN KE MUSEUM ZOOLOGY TIDAR. Asiknya, hari ini Ami juga mengajak teman2 istimewa, dosen2 bule dari Polandia: Jack and Marchin. Mereka juga ngajak satu bule lagi dari Belanda, namanya Tim. Ada juga 2 anak HI Unibraw yang ikut nemenin mereka. Mas Apong dan Mbak Mayang dari FH UB juga ikut dateng...Ce Arlinda juga...rame lah pokona^^

Kita berangkat naik bus Ma Chung. Sayangnya gak semua anak sanggar ikut. Cuma yang udah SD aja. Yaaahhh gak isa ketemu Wahyu ma Moris deh...=(

Di Museum Zoology kami lihat ular beneran, koleksi hewan2 yang diawetkan, juga buaya dan burung kasuari asli. Untuk jelasnya lihat foto2nya aja yah...=D

Siangnya anak2 makan bareng di sana. Aku bagi2 jelly yang udah dibuat semalem...langsung habis disikat...hehehe

Waktu pulang, anak2 penasaran minta liat kampus kita. Akirna sama pak supir diputerin deh ke Ma Chung. Hoaaooo..semuanya pada 'ndlahom' melihat kampus yang keren ini...^x^

Di jalan, mungkin karena ada yang gak sarapan dan kena AC bis ada yang muntah. Anggi, Bila, Doni juga muntah. Kami b'gotong royong bersihin muntahan. Huff, untung sedia kresek dan gak sampek tumpah2 ke kursi bis...

Waktu udah sampe Mergosono Anggi sama Bila udah gak kuat jalan, akirna digendong sama Ko Cung en Ce Arlinda. Waktu sampe rumah Bila ternyata gak ada orang. Akirna aku sama Ce Arlinda ganti'in bajunya dia.

Wah, hari ini menyenangkan! Ce Arlinda kelyatan seneng banget, dasarnya dia emang suka anak2 sih. Kalo ada even lagi dia minta diajak...

Lain kali aku ajak temen2ku juga. Makin rame makin seruuuuuu!!! ^^

BTW Wahyu abis kecelakaan. Kepalanya berdarah. Belum sempet jenguk...=(

Mergosono ROCKS!!!
"Wah kapan lagi nih bisa diapit dua bule keren begini XD"

"Ndeloki opo toh Mas Marchin?"

"Haumm...wenaaakkk^^"

"Buaya Berendam"

"Wiii biar uda di dalem stoples tetep ngeri aja ularnya"

"Mmmuaahhh...lama gak ketemu, Say =p"

"Aku gak takut ulaaaarrrr, hohoho"

"Siap memangsa"

"Panas ah...mandi dulu deh ularnya^^"

"Belajar di museum"

"Ini dia tampak depan museum-nya"

"Gerombolan pecinta anak"

"Horeee naik bus Ma Chung"


Kamis, Maret 26, 2009

Together with Tung

"Kuntet Jaya di sebelah Pak Tung yang ternyata tinggi sekaleee -_-"

"Jempol diangkat...DAHSYAT!!!"


Hari Jumat, 20 Maret 2009. Sebagai hadiah dari Pak Joshie Halim, kami ber-10 mendapat kesempatan untuk menghadiri seminar motivator terkenal Tung Desem Waringin "TURNING TRASH INTO CASH" di Emperor's Palace, Surabaya. Kami berangkat dalam 2 rombongan; ada yang naik mobil Ma Chung (Pak Renald, Bu Desi, Bang Atho, Harry, Vania, Ami, dan saya) ada juga yang naik travel (Ko Cung, Mas Bayu, Anas).

Berangkat dari kampus jam 10.00 pagi...sampe rumah jam 10.00 malem...hahaha

Ceritanya di sana panjang...dan berbuntut sampe hari Minggu juga...tapi karena udah lama jadi males cerita...hehehe

Yawsutralah pokona Tung sama seperti Ma Chung: DAHSYAT!!! ^^p

Senin, Maret 23, 2009

gak jelas

rasanya belakangan ini perasaanku campur aduk deh...
hemmm gak tau mau ngomong apa. antara lelah, senang, sedih, kesal, puas, berbunga-bunga, dan...

almost in love.
hhh...

Rabu, Maret 18, 2009

Sedikit curhat...

Pukul 01.43 WIB.
Aku gak bisa tidur a.k.a. kancilen. Tiba-tiba tadi jam 11 terbangun setelah tidur 2,5 jam-an. Tau-tau aku kepikiran sesuatu yang penting sampe tanpa sadar jadi alarm, membangunkanku dari tidur nyenyakku.

Aku sendiri juga gak tau tiba-tiba keinget soal proposal ISWI yang belum jadi plus surat pengantar dan segala syarat2 birokrasi lainnya. Padahal udah bertekad semuanya bakal digarap Subuh2 biar badanku ini istirahat dulu…tapi kok ya masih maksa. Gak tau lah. Otakku sendiri yang minta bangun… -_-“

Belakangan ini emang rasanya hari-hari berjalan terlalu cepat. Setiap hari adalah deadline. Itu sebabnya. Tau2 udah pertengahan Maret padahal kayaknya baru kemarin MaC-Maple selesai…dan bayangan April rasanya udah dekat banget kalo dihitung pake ukuran deadline…aduh.

Bulan Maret bakal berlalu begitu aja. Kayaknya sih.

Aku menyesal gak bisa memprediksi beberapa tugas dari awal. Kalo di depan sukanya santai2 mulu, ntar di belakang baru ketauan bejibunnya.

Beberapa hari terakhir aku sering bolos. Hampir setiap hari ada matkul yang bolos. Rasanya udah gak terlalu peduli lagi deh. Mungkin bener, harus ada prioritas. Dan untuk sementara ini, kuliah bukan prioritas. Well, 1-2 bulan ini mungkin.

Sering bolos kuliah gak harus berarti IPK turun. Peluangnya lebih besar sih, tapi selama IP masih standar, rasanya gak papa lah. Mengutip kata Mas Ekak, IP tinggi itu gak perlu, yang penting IP unggul. Aku rasa semester lalu udah buang2 waktu dengan terlalu banyak belajar. Sampe ada beberapa matkul yang nilainya ‘overload’. Maksudku, kalo untuk dapet A nilai 90 aja udah cukup, kenapa harus bersusah2 sampe 100? Energi yang dipake buat dapet nilai 100 kan bisa dicurahkan buat kegiatan lain…yang lebih penting daripada sekedar IP.

Jadinya sekarang rasanya gak perlu belajar susah2. Yang penting tau intinya, deketin dosen, pancing keluar soal kuisnya, dan belajar kisi2nya aja. Yang penting paham dasarnya. Waktu yang tersisa bisa dipake buat mendalami yang lain…yang lebih penting dan aplikatif.

Yang bikin aku masih gak ‘sreg’ belakangan adalah ISWI. Di antara semua yang nyumpekin otak, ini yang paling depan. Pokoknya kalo ini udah beres, proposal udah disebar, sponsor mulai datang, udah lega lah aku ini. Udah bisa garap yang lain. Tapi sampe sekarang belum ada satupun yang sampe di meja sponsor. Ada yang masih diedit, kurang inilah, itulah, dsb.

Untuk yang satu ini aku mau KEEP FIGHT. Udah jalan sampe sini dan udah banyak yang dikorbanin. Selain sering bolos kuliah, gara2 cari sponsor ISWI aku juga udah ngerepotin banyak orang. Bapakku, ibuku, Mas Arlingga, Bu Rektor, Ami, Ko Cung… dan secara gak langsung juga Zakiya, Ella, Ce Feby…aduh. Betapa egoisnya aku.

Kadang2 bingung juga. Aku harus semangat buat ISWI tapi kalo perhatianku terlalu tercurah ke situ, maka konsekuensinya aku harus mengorbankan yang lain. Misalnya PKMM. Udah ngerasa kok kalo aku makin ngerepotin Ami en Ko Cung. Terutama Ami nih. Kayaknya semua-mua PKMM kami sejauh ini dia yang handle. Rasanya aku Cuma tunggu perintah aja. Gak nyumbang ide blasss. Cuma ikut ngajar2 aja.

Terus juga soal tugas2 kelompok… Karena waktuku habis di sini jadi kerja di kelompok agak berkurang. Kadang kalo nggarap apa gitu sama Zakiya en Ella, jadi mereka yang ambil tugasku…

Trus juga Orphanage. Harusnya setiap Jumat sore aku ke panti bareng ce Feby en ce Arlinda. Tapi pikiranku terlalu dipusingin sama yang ini. Padahal mereka berdua gak ada transportasi dan butuh aku banget. Dan pengajarnya emang kurang. Dan aku seenaknya aja minta tuker jam. Sumpah belakangan ini aku ngerasa pandangan ce Feby rada gak enak ke aku.

Yang paling kerasa mungkin ibuku. Karena aku nyaris selalu berangkat pagi buta dan pulang malam, gak ada yang bantuin dia lagi. Gak ada yang nyapu-ngepel tiap pagi, cuci baju tiap Sabtu, setrika bajuku sendiri… Well, bukannya aku gak peka ato gimana. Aku ngerasa kok. Rasanya malah udah sebulan ini aku jarang banget ngerjakan tugas2 rumah. Tapi mau gimana lagi???

Kalo udah gitu biasanya ibuku nyindirin dengan hal2 semacam “jangan mentang2 pinter terus jadi sombong gak mau cuci baju sendiri” atau “arek wedok iku masio karir dhuwure koyok opo bakale yo ngurus anak” atau “kamu kalo gak bisa ngurus rumah begini nanti gimana mertuamu???”

Argh. Aku bukannya gak mau ngurus anak atau nyenengin mertua ato gimana. Tapi Bu, plisss deh, sekarang ini kan aku MAHASISWA. I also have my own tasks. Nanti kalo udah saatnya jadi ibu rumah tangga pasti aku juga bakal belajar yang begituan kok. Sekarang ini karena aku masih mahasiswa, tentunya aku juga melakukan apa yang harus kulakukan. Kalo aku jadi mahasiswa teladan, pergi ke luar negeri, punya penghasilan sendiri apa Ibu nggak bangga? Apa Ibu bangganya kalo aku pinter masak capcay dan bisa ngerajut pake 2 jarum? Aku juga mau belajar itu. Tapi nanti, ada saatnya sendiri.

Well, cukuplah sudah.
Aku udah ngerepotin banyak orang dan nggak bisa menyerah sampai di sini. Harus ada imbal balik yang aku berikan ke mereka.

Pokoknya harus SEMANGAT.
SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT.
Kalo ada yang berkurang, pasti ada yang bertambah!

Kamis, Maret 12, 2009

That Guy…

Since the first time I met him, I know I can’t take my eyes off him. He just can’t be easily ignored. Honestly I’m deeply attracted to him. He’s charismatic, simple but powerful, silent but always doing hard work for the sake of his people. He’s just the best man I’ve ever known—after my father.

What I like from him is, he’s not so difficult to be found. He’s almost always everywhere. I can see him in campus, among my friends, even in the crowded—accidentally or not—I always can meet him. He’s always close to me. Whether I realize it or not, I just can’t release myself out of him.

He’s so ‘smily’. That sweet smile of him never gets off his lips. Every time I see him. Really, every time I see him. I remember one day when we attend seminar in Balai Pertiwi, one of my friend told me that he was looking at me. I just moved my eyes to look for him when suddenly I found that beautiful smile. Yeah. I caught him and he did smile to me. Never stop smiling...

You know, he’s older than me. It’s one of reason I put my honor on him. I always like older men. I don’t know. Maybe it’s because I have no older brother. Older men always have their own way to make me feel safe and protected. It’s really like I have a comfortable place to put my head on. Something that can’t be offered by the-same-age or younger boy. Well, you can say being older doesn’t mean that they are more mature, but being younger DOES mean that they are less mature. You know what I’m about to say. Older isn’t always mature but mature always older.

And that elder guy is really suitable for his position.
You know, he’s a special-wanted man. He sits on strategic position where everybody always wanna be like him. He’s president of an organization. And it’s not such an amateur one, coz he takes responsibility of so many people under the organization. He’s mainly important person.

Recently I know his best effort in protecting his organization. This has been kicked by a hard crisis that almost destructs the organization heavily.
Now that I put full of my attention to him, he’s almost go. I feel lost. I hope he can stay in his position.

Support me.
VOTE for SUSILO BAMBANG YUDHOYONO.
Indonesian president for 2009 – 2014!

Senin, Maret 09, 2009

Tekat Sayang...

Alhamdulillah.
Baca2 Jawa Pos pagi ini…tau2 nampang sebuah nama yang eye catching di rubrik Tekat Sayang. 米丝雨 a.k.a Mi Si Yu a.k.a. Umi Habibah dari Universitas Ma Chung.

Wah…akhirnya kata mutiara-ku dimuat juga…

Kalo gak salah seminggu ato 2 minggu yang lalu tiba2 aku pengin nulis sesuatu di rubrik Tekat Sayang. Kalo yang sering baca Jawa Pos mungkin tau, rubrik ini khusus berisi kata-kata mutiara dan humoria dalam bahasa Tionghoa. Yah…sebagai jembatan budaya gitu.

Nah, berhubung sekarang aku kuliah di Universitas dengan background Tionghoa yang cukup kental, dan kebetulan juga dapet pelajaran Zhongwen di kampus, pengin juga ikut2an nulis di situ. Masalahnya Zhongwen-ku masih payah banget…gak bisa lah nulis kata2 rumit macam gitu. Gak kurang akal, aku minta tolong laoshi-ku, 彭接a.k.a. Peng Jie untuk ngasitau Hanzi ma Pinyin-nya….hwkwkwkw =p

Sebenernya kata mutiara itu aku kutip dari salah satu hadits Nabi dan ayat Al-Quran. Mungkin kapan2 bisa ya bikin kumpulan hadits Nabi pake bahasa Tionghoa…buat nyenengin orang2 muslim Tionghoa…kali aja mereka jadi lebih rajin ke masjid Cheng Ho =D

Eniwei, seneng gitu rasanya ada nama Ma Chung nampang di situ. Apalagi hari ini rubrik Tekat Sayang background-nya pink…jadi lebih eye catching gitu. Kalo ada waktu besok2 mau kirim lagi ah…biar nama kampusku ini makin beken aja =D

jīntiān,今天chāoyuè,超越zuótiān,昨天de,的zìjǐ,自己shì,是chénggōng,成功者,jīntiān,今天de,的zìjǐ,自己háishì,还是hé,和zuótiān,昨天yīyàng,一样jiù,就yǒu,有suǒ,所sǔnshī,损失le,了,ér,而jīntiān,今天de,的zìjǐ,自己hái,还bùrú,不如zuótiān,昨天jiù,就dàyǒu,大有suǒ,所shī,失le,了。

"Orang yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang berhasil, orang yang sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi, orang yang lebih buruk dari hari kemarin adalah orang celaka."

Jumat, Maret 06, 2009

And the way will be opened...

Jalannya sudah mulai terbuka. 16 juta mungkin bisa didapatkan.
Sekarang udah join milis khusus mahasiswa2 Indonesia yang pernah atau akan mengikuti ISWI. Berhubung ISWI adalah even 2 tahunan, kita bisa berbagi pengalaman dengan senior2 yang udah lebih dahulu ke sana...juga teman2 seperjuangan lain yang sama2 peserta dari Indonesia. Kita juga udah kontak2an, slaing tuker ID YM en no HP. So I'll make it clear. Step by step yang harus dilakukan adalah :

1. Bikin proposal
Tujuannya buat cari sponsor. Isinya everything bout ISWI. Dibikin semenarik mungkin supaya (calon) sponsor sadar bahwa ini bukan program sembarangan. Dipasang juga CV en foto2 para peserta yang dari Indonesia. Setahuku sih tahun ini ada 26 orang yang diundang.

Proposal bisa disebar ke :
- Universitas
- Perusahaan rekanan Universitas...terutama punya bos2 Ma Chung (ini harapan terbesarku)
- Perusahaan yang berbasis di Jerman (Pak hari nyaranin satu yang aku lupa namanya)
- Diknas/Dispora (kemungkinan kecil...kalo kasih bebas fiskal aja mungkin bisa kali yah)
- Surat kabar/majalah pendidikan (Harapan terbesar kedua. Alumni ISWI 2007 ada yang cari duit dengan menjual liputan ISWI ke media setempat. Cara ini keren! Secara aku nggak akan ragu2 meliput dan menulis dengan senang hati...!!!)
- LSM Pendidikan (terutama yang bergerak di bidang Student Exchange. Misalnya Bina Antarbudaya-nya AFS)
- dan sumber2 uang lainnya...

Ah I'M GONNA FIGHT FOR THIS!!!
Kayaknya setelah diitung2 lagi duit 16 juta masih kurang. Soalnya masih ada biaya tambahan yaitu transportasi dari bandara ke lokasi Festival... Katanya sih dari Frankfurt ke Ilmenau. Dulu alumni ISWI 2007 pada naik kereta dan sempet nginep di stasiun...wah seru banget tuh kayakna!!! Dan aku juga harus siap sedia uang saku cadangan buat meng-cover living cost seandainya aku tiba lebih awal atau pulang lebih akhir...jadi biayanya bisa membengkak jadi Rp 20 - 25 juta.

BISA.
PASTI BISA.
SPONSOR AKAN ADA DAN AKU AKAN KE JERMAN!
Aku bakal berdiri di negara kelahirannya Ballack.
PASTI PASTI PASTI!!!


Allah mudahkanlah jalanku...

Kamis, Maret 05, 2009

Butuh Duit 16 Juta!

Well, seharusnya sekarang aku lagi seneng2nya. Semalem aku buka e-mail dan mendapati satu surat di Inbox yang memang kutunggu-tunggu.

Sender : ISWI Application Center
Subject : You are invited!

Singkat saja, isi mail itu adalah aku diundang menjadi salah satu peserta dalam International Student Festival di Ilmenau, Jerman a.k.a. ISWI. Aku punya kesempatan untuk berdiskusi dan bersosialisasi dengan mahasiswa dari seluruh dunia pada 8-17 Mei 2009. Gratis. Semua living cost selama di Jerman ditanggung panitia.

Selama di Jerman.
Kayaknya perlu di-capslock deh.
SELAMA DI JERMAN.

Atau dengan kata lain, travel cost dan visa cost ditanggung sepenuhnya oleh peserta.
Well, waktu daftar aku udah tau soal ini sih. Sadar bener resikonya. Tapi waktu itu aku mikirnya nyantai aja. Gampang lah, ntar bisa cari sponsor lah, bisa minta kampus lah, dll. Yang penting aku coba dulu. Toh tinggal nulis 3 essay pendek dan apply via website, gak ada ruginya kan mencoba?

Dan sekarang kesempatan itu sudah aku dapat. Sekaligus dengan resikonya.

Setelah googling, aku baru tau kalo harga tiket pesawat ke Jerman itu MAHAL BANGET. FYI, pake maskapai yang paling murah aja pulang-pergi habis 900 euro. Biaya ngurus visa 60 euro. Kalo ditotal jenderal dengan kurs Rp 16.000 per euro kira2 Rp 16 juta-an lah. Itu asumsi biaya TERMURAH lho.

Well, duit segitu cari di mana yah???!!!

Aku udah bilang ke Korbidkem dan katanya Universitas akan mencarikan sponsor. Well, mungkin gak bisa semuanya yah…secara duit segitu sayang banget kalo hanya dihamburkan untuk secuil manusia nista macam saya. Lha, ortuku jelas gak mau lah kalo harus keluar duit sebanyak itu. Mending dibuat ngebayarin sekolah adek-adekku sampek lulus…-_-

Ah, Jerman.
Bisa nggak yah ke sana???

God give me the way…

Rabu, Maret 04, 2009

Para Pencari Tuhan

Well, I’m just trying to tell you some matters about God. Since CBDC II is going on in my campus, think that I should share some discussion to y’all.

Okay let me start with religion. I’m MOSLEM. You know that. Aku berkerudung, dan itu yang menyebabkan keyakinanku sangat mudah dikenali. Sejak kecil aku dibesarkan di lingkungan muslim taat dan selalu belajar di sekolah Islam yang mewajibkan siswinya memakai kerudung.

Cukup tentang itu? Tentu saja enggak.

Waktu SD, aku religius banget. Kata ibuku, ketinggalan shalat Shubuh aja sampe nangis2 gak karuan. Tapi emang bener, ketika masih kecil bagi kita Tuhan terlihat lebih sederhana. Tuhan ya Tuhan. Tuhan adalah tempat berlindung ketika kau dalam kesulitan dan tempat meminta ketika kau butuh pertolongan. Itu saja. Pikiranmu masih nggak nyampe ke pertanyaan seperti ‘mengapa ada Tuhan?’, ‘mengapa agama bermacam2?’, atau hal2 rumit semacam itu.

Menurutku anak kecil adalah orang yang paling beriman di antara semuanya. Orang yang paling memahami Tuhan, paling merasakan keberadaan Tuhan.
Karena Tuhan menjadi lebih mudah dipahami ketika pikiranmu lebih sederhana.

Memang betul. Ketika beranjak dewasa dan pikiranku mulai kompleks, aku mulai meragukan keberadaanNya. Memakai kerudung tidak menjamin bahwa keimanan seorang muslimah amatlah kuat. Well, aku nggak memungkiri pernah mengalami satu periode di mana aku menjadi nyaris agnostis (dulu bilangnya atheis, tapi setelah mengerti istilah baru ini rasanya agnostis lebih pas). Tepatnya sekitar SMP.

Bersekolah di Madrasah gak menjamin keyakinanku semakin tebal. Malah aku rasa pada periode inilah imanku ‘sangat kering’. Aku nyaris gak pernah shalat 5 waktu. I was a really bad girl. Coba deh tanyain satu2 guru SMP-ku, dijamin nyaris semua bakal mengatakan hal2 bengal yang pernah aku lakukan.

Tentu saja ini dipengaruhi oleh kepribadianku yang pada dasarnya gampang penasaran. Gampang mempertanyakan segala sesuatu yang tampak ganjil. Didukung hobi membaca, menonton, dan mendengar hal2 berbau Barat keyakinanku akan Tuhan sedikit demi sedikit tergerus. Hmm…kadang2 kalo baca tulisan, curhatan, dan puisi2 waktu SMP rasanya kayak nemuin orang ‘tersesat’…

Nah. Waktu SMA aku sekolah di sekolah umum. Anehnya, justru di sinilah imanku mulai bertambah. Karena sekarang aku punya teman yang gak pake kerudung dan bahkan berbeda agama. Keinginan untuk membuktikan diri dan menunjukkan ‘aku bukan muslim sembarangan’ mulai muncul. Gak mungkin lah sebagai muslimah berkerudung terus aku gak pernah shalat gitu? Meskipun banyak teman2ku yang melakukannya tapi aku gak mau. Karena ini bukan hanya menyangkut namaku, tapi juga nama keluargaku dan agamaku.

Well, ritual gak jadi masalah. Aku rasa aku sudah menjalankan rukun Islam satu sampai empat dengan baik. Tapi lagi2, aku belum merasa mengenal Tuhan seutuhnya. Aku belum benar2 mengenal Allah secara utuh. Waktu mengucapkannya, rasanya masih seperti ‘asing’. Meskipun dalam sehari berpuluh bahan beratus kali aku melafalkan namaNya, tapi hatiku masih belum bergetar. Belum. Aku ingin sekali merasakannya seperti teman2ku yang lain tapi belum bisa.

Menangis waktu shalat, misalnya. Pernah sih aku melakukannya, tapi itu karena masalah yang sedang kuhadapi, bukan murni karena aku ingat Allah. Kadang2 pada waktu2 tertentu aku benar2 melupakanNya dan menaruh Dia entah di mana. Kadang2 waktu shalat aku nggak pernah sadar bahwa aku sedang menghadapNya dan aku cuma seperti robot yang melafalkan doa2 untukNya tanpa benar2 menatap mataNya. Seperti orang yang mengajak bicara tapi berpaling dari lawan bicaranya. Bagiku, SHALAT KHUSYUK itu benar2 sulit…!!!

Ada orang yang begitu mencintai Allah karena pernah Dia tolong. Tapi aku nggak pernah mengalami masalah yang bener2 besar dan lolos darinya sampe membuatku merasakan bahwa tangan Allah itu benar2 ada dan menolongku. Aku nggak pernah mengalami kejadian religius seperti itu! Apakah karena keyakinanku terlalu dangkal untuk menyadari pertolonganNya? Apakah hatiku terlalu dingin untuk merasakan cinta kasih Allah yang selalu menyentuhku? Apakah karena jejaring otakku yang gak pernah berhenti menjalar ini mulai menggerogoti imanku yang semakin keropos?

Kadang2 aku berharap diberi cobaan yang begitu besar, yang aku nggak sanggup memikulnya, supaya aku sadar bahwa Allah membimbingku dan selalu ada di sampingku. Bahwa ada yang menyayangiku dan menuntunku. Bahwa aku nggak bisa apa2 tanpa campur tanganNya. Belakangan aku mulai merasa semuanya begitu mudah dan aku nggak butuh siapa2 untuk menggapai apa yang aku inginkan. Cukup dengan memikirkannya, dan Law of Attraction akan menariknya untukmu.

Jauh di dalam aku yakin Tuhan itu benar2 ada, tapi aku nggak pernah benar2 merasakan kehadiranNya sampai betul2 menggetarkan hatiku dan membuatku bersedia sepenuh hati mengabdi padaNya. Jauh di dalam aku pengin membuktikan sendiri bahwa GOD DOES EXIST. Tapi aku nggak mau buktiin pake akal. Aku pengin merasakan sendiri. Aku pengin merasakan pengalaman religius yang luar biasa. Aku pengin nangis karena Allah. Aku tau aku ini emosional banget tapi anehnya aku nggak bisa bersikap begitu karena Allah. Rasanya ada yang kurang. Rasanya kayak ngambang di awang-awang. Rasanya iri gimana teman2ku bisa begitu mengenal Tuhan mereka sementara aku enggak.

Kayaknya aku harus berhenti BERPIKIR dan mulai MERASA.

Selasa, Maret 03, 2009

Mbendhol Mburi...

minggu kemaren nyaris setiap hari aku 8erangkat jam 5.30 dan pulang sekitar jam 22.00. Ahhh anak perempuan macam apa aku ini...!!! >.< jelas aja Ibuku nyap-nyap karena ditelponin gak pulang2...dan aku jadi gak isa ngerjakan tugas pagi macam nyapu, ngepel, dkk...karena apa?

MaC-Maple.

Hooo Sa8tu-Minggu 28 Fe8-1 Mar 2009 kemaren MaC-Maple (Ma Chung Mathematic, Physics, Logic, and Chemics) Competition akirna dilaksanakan... (Penjelasan tentang even ini nanti aku kasih 8elakangan coz potona masi 8elum ada...hohoho)

Ke8etulan s8g panitia harus kerja lembur dkk...tau dhewek lah kerjanya kayak apa. Tapi kenapa sampe harus 8erangkat pagi 8uta dan pulang larut malam?

Yah...pagi2 harus 8erangkat karena kita mesti JUALAN KORAN...tau dhewek kan kita masih ada tanggungan 30 hari jualan Kompas...jadi setiap pagi harus 8erangkat jam stenga 6 trus kumpul di depan Museum 8rawijaya truss am8il koran truss TANCAP dheu...

Lalu malamnya 8egadang di rektorat untuk nge-print dan fotokopi soal, cetak sertifikat, dkk kerjaan kantoran gitu sampe mual2 rasanya liat kertas di mana2...@_@

Aki8at pemerasan tenaga 8agaikan KUDA itu akhirnya saya (mengutip kata mas Arlingga =p) M8ENDHOL M8URI...

Iya, capeknya sih gak kerasa. tapi di 8elakang2nya itu tau2 m8endhol. dan m8endholnya ini 8ukan sem8arang m8endhol. karena m8endhol-nya adalah...

SUARA SAYA HILAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNGGGGGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!

Ohmaigat.
Su-a-ra-ku hi-lang.
Eeekkkhhh....eekkkhhh....

Mungkin karena pulang malem terus dan kena angin malem, jadi ti8a2 jadi serak gitu kali ya? masalahnya dalam suara serak itu pun ko Yudhi masih sempat2na meminta saya untuk jadi MC pas acara pem8ukaan... karena Kak Ika dan grace yang ngelanggan jadi MC di ma Chung lagi 8erhalangan jadi mau gak mau harus ada yang gantikan. Waktu ngemsi sekuat tenaga memforsir 8iar suara 8isa keluar...sukses sih...tapi setelah itu suara saya jadi HILANG TOTAL! Gak ada yang isa keluar selain "eekkkkhhh....eeekkhhh...."

Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa >0<

Mungkin 8enar saya kecapekan. Tapi walaupun MaC-maple telah usai saya 8elum 8isa istirahat total. masih ada setumpuk pekerjaan menanti : materi kuliah yang harus dikejar, tugas2 yang 8elum dikerjakan, program 8aru MCJC, artikel/cerpen yang tidak kunjung dimuat (I'm frustated!!!) dan yang terpenting...PKM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Agenda kami sudah molor 2 minggu dari jadwal dan kami masih 8elum melakukan hal terpenting! I've given up dengan rekan2 saya. Saya sendiri merasa 8elum 8isa kerja total makanya saya juga capek harus memaksa mereka terus dan saya tau semua orang SI8UK.

Ah. ada saat2 tertentu di mana saya merasa nganggur tapi ingung apa yang harus saya kerjakan. padahal agenda menumpuk tapi gak ada yang selesai. ah ah ah apa yang terjadi dengan dirikuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Senin, Februari 23, 2009

Koran...Koran!!!

Tadi pagi akhirnya kami melakukan "misi mulia" ini: JUALAN KORAN...!!!

Ceritanya buat acara MaC-Maple 2009 ini panitia dapet sponsor dari Kompas...tapi syaratnya harus jualin korannya sebanyak 1500 eksemplar selama 30 hari! Wow...

Setelah dihitung2 tiap panitia harus jualin 2 eksemplar per hari... Dan setelah dibagi berkelompok dan ditentukan "sasaran operasi"nya...aku, barengan Agung, Steven, Mas Anas, dan Ce Arlinda kebagian "mangkal" di perempatan Dieng...jdhieennngg

Ini dia nih contoh kegilaan...

"Koran Bang...beli satu bonus yang jual!"

"Wah, ada makhluk langka jualan koran! =p"

rasanya?
Hmm...unsayable... Padahal aku udah ngasih senyum termanisku ma bapak2 bermobil yang lagi lewat (maaf pak saya wanita baik2! =p) Tapi akhirnya cuma kejual 1 biji...-_-
Malah ditanyain, "Jawa Pos-nya gak ada Mbak?"
Ah, Pak Jakob Oetama...rasanya di Jawa Timur Anda kalah telak dari Dahlan Iskan!
'Mangkal' dari jam 6 pagi mpe stenga 8 rasanya kayak udah lumutan...Apalagi makin lama makin panas...dan tau2 ada Mas2 baru dateng yang jualan koran juga! tampangnya preman banget lagi...ya sudahlah akirna kita cabut ke kampus...mana perut uda keroncongan blum sarapan...T.T
Ini baru hari pertama loh! Masih ada 29 hari berikutnya!
harus mulai nyusun strategi nih...

Minggu, Februari 22, 2009

PKM Diary (4) : Jadi Guru Lagi...

Hari ini Mbak Ayik (pembina sanggar) gak dateng karena sakit flu...jadi kita bertiga full meng-handle anak2 itu...

Pertama2 aq dateng ternyata masih SEPI...Ami en Ko Cung pada gak kelihatan batang mukanya...HUAH DASAR TUKANG NGARET...! Dan pelataran SD masih kotor banget, becek kena hujan. Untungnya dibantu Puput kami membersihkan lantai...


"Full enthusiasm..."
Abis itu barulah Ami en Ko Cung dateng...Hari ini rencana kita mau ngajakin anak2 KLIPING...Udah bawa kertas HVS, koran, majalah, gunting, dan lem... Ternyata masih banyak anak2 gak tau apa itu KLIPING...-_-" Waktu ngejelasin ke mereka rasanya jadi inget lagi saat2 jadi guru (a.k.a. Ustadzah) di TPQ dulu...aiiihhh
"Krek...krek...menggunting itu asyik lho"

Tau gak???Kita ngerasa anak2 pada bikin kemajuan hari ini. Semuanya ANTUSIAS. Aku suka lihat wajah mereka yang bener2 ngelakuin apa yang kita minta. Kliping mungkin hal baru bagi mereka tapi mereka NIAT melakukannya. Inilah yang aku suka dari anak2 di sanggar ini...semuanya PROAKTIF!

"Cheers...we're all new family^^"

Truss anak2 kayak Moris gitu, yang biasanya MBUETHIK gak karuan...hari ini tiba2 jadi MANIS...aduh tambah seneng aja liatnya^^. Tau2 dia bantuin aku beresin koran...trus bantu temennya yang blum selesai...pokoknya jadi kelihatan tambah manis aja tuh anak...=D
Dedi, kakaknya juga gitu. Jadi mau disuruh bantuin adeknya...biasanya kan keluyuran gak jelas gitu...

"Ini hasil karyaku!!!"

Dari sini aku ambil satu kesimpulan : anak-anak itu memang BUTUH PERHATIAN. Mereka hidup di daerah bantaran kali yang kumuh dan minim akses pendidikan, jadi mereka senang ketika ada orang2 seperti kami yang MAU MEMPERHATIKAN mereka...makanya mereka jadi SEMANGAT dan ANTUSIAS ketika kami mengajarkan hal2 baru.

Tau gak???
Rasanya kayak di Laskar Pelangi...

"Moris...kawaii da ne!"

Tadi aku bawa permen. Sebenernya pengin bawa kue yang banyak gitu tapi hari ini ibuku gak bikin apa2... Katanya kalo mau ke sana lagi aku disuruh bilang supaya ibuku bisa bikin sesuatu buat mereka...

Bayangin deh. Waktu aku kasih sikat gigi Formula (bonus beli baterai Alkaline) mereka rebutan...! Mungkin banyak di antara mereka yang gak punya sikat gigi pribadi...

"Cita-cita tinggi...^x^"

Sayang anak kesayanganku, Wahyu, gak dateng tadi... Tapi makin hari aku makin sayang sama mereka semua... Semoga kebersamaan kami terus berlanjut...=)

Wait for our next adventure! ^0^

Jumat, Februari 20, 2009

Menyenangkan Semua Orang

Kenapa aku nulis ini?
Karena kayaknya aku harus mengatur ulang prinsip hidupku.
Jadi begini.

Kebetulan saya orang yang...well, katakanlah--gak suka cari musuh. Selama saya masih merasa nyaman denganmu, selama kamu tidak sangat menyakiti saya, saya selalu bisa berteman denganmu. Gak peduli semua asal-usul dan atribut yang kamu pakai, saya akan menilaimu sebagai seorang manusia seutuhnya, tanpa embel-embel apa2. Saya akan menelanjangi semua persepsi, stigma, dan sejenisnya pada orang2 semacam kamu dan saya akan mencoba menilai dirimu karena KAMU, bukan latar belakangmu.

Kadang2 saya seperti Ayah saya, berusaha menyenangkan semua orang.

Dan sebetulnya...itu bukan hal yang sepenuhnya bagus. Ketika saya ingin menyenangkan seseorang, maka saya cenderung 'menuruti' apa yang dia senangi dan menekan argumen saya sendiri...sehingga lama kelamaan saya jadi kayak orang gak berpendirian.

Demikian pula ketika saya ingin menyenangkan orang lain, maka saya akan 'manggut2' saja di depannya dan bertindak sesuai dengan yang diinginkan...meskipun itu sebenarnya bertentangan dengan orang pertama tadi.

Di situlah masalah saya sekarang.

Saya terlalu ingin berteman dengan semuanya. Padahal gak semua orang itu sama. Mau gak mau saya harus menyesuaikan diri dengan pemikiran masing2 kan? Bahkan meski pemikiran satu dengan yang lain itu berseberangan...

Jadinya kayak orang munafik kan?
Bisa nempel sana, bisa nempel sini juga.

Padahal bukan itu yang saya inginkan.
Tentu saja saya punya argumen sendiri tapi kadang2 itu jadi luluh ketika saya berusaha "menyenangkan orang lain". Saya akan menyimpan pendapat itu dan berpikir..."ah, nanti saja saya utarakan." Saya cuma manggut2 saja dengan pendapat orang itu dan gak bisa langsung membantah karena ingin memberi citra baik.

Citra. Imej. Oh, BULLSHIT.

Bener emang. "Kita nggak bisa menyenangkan semua orang karena di saat kita mencoba membuatnya senang bisa jadi mereka malah nggak senang." Karena kepuasan seseorang itu gak ada batasnya. Pro kontra akan selalu ada. Kalau selalu mendengarkan kata orang gak akan ada habisnya.

Tapi kenapa aku jadi bersikap gini itu juga ada alasannya. Aku udah ngalamin yang namanya dibenci "penguasa sekolah" waktu SMP karena berusaha mempertahankan pendapatku. Aku nggak mau itu terulang dan aku pengin berteman sama semua orang. Aku nggak mau dianggap jelek. Aku nggak mau dihina terus. Padahal siapa yang tau kalo ada orang yang ngomongin kita di belakang???

Kalo dipikir2 lagi, dibenci itu nggak selamanya jelek kok. Kalo kita dibenci sama orang yang salah, itu bukti bahwa kita benar kan?

Well, mungkin mulai saat ini aku harus lebih TEGAS lagi. Jangan SOK MANIS dan CARI MUKA.

Eeerrgghh...tapi masalahnya bukan itu juga sih. Ketika kita ingin memperluas network, maka kita harus bersikap baik pada semua orang kan??? Terus gimana dong dengan prinsip kita? Apakah kita bisa tetap berteman dengan dua orang yang bermusuhan tanpa melukai salah satunya?

Apakah kita bisa tetap berteman dengan SEMUA GOLONGAN?
Apa salah kalau kita ingin menjadi orang yang NETRAL dan UNIVERSAL?
Apa gak boleh kalo kita gak masuk ke KELOMPOK APAPUN?

Aku cuma pengin jadi manusia saja. Tanpa embel2 apa2.

Kamis, Februari 19, 2009

Aku Mbolos...

Pada jam ini, menit ini, detik ini, harusnya aku ada di kelas Citrus sinensis dan belajar bahasa Inggris bersama kawan2 dengan bimbingan Bapak Patrisius Djiwandono.

Tapi aku bolos.

Ah. Padahal aku sengaja ambil kelas ini karena pengin tau gimana rasanya diajar Pak Patris... tapi pada pertemuan pertama aku malah gak dateng...

Karena aku tertarik sama tulisan2 Pak Patris di blog dan pengin belajar gimana caranya English writing yang bagus...tapi aku nggak dateng. Oh My.

Tadi pas istirahat ada rapat dobel...jam 12 rapat MaC-Maple dan 12.30 rapat MCJC. Waktu rapat MaC-Maple anak2 pada request surat banyak yang harus jadi HARI INI JUGA, padahal aku masih ada rapat yang lain dsb jadi jam 1 pas baru bisa bikin suratna trus nge-print trus minta tandatangan Ketua trus kasi ke Sekretaris BEMU dsb birokrasi yang ribet banget! Aku memutuskan untuk bolos bentar 15 menit gitu deh dan ternyata LEBIH...

Waktu surat selesai di-print aku langsung ke kelas tapi jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.40 dan aku ngintip dan anak2 pada serius ngerjain soal dan AKU NGGAK BERANI MASUK dan akhirnya AKU MBOLOS.

Aduh pertemuan pertama dengan pak Patris yang sudah ditunggu2 tapi aku malah MBOLOS. Habis mau gimana lagi...bakal malu2in banget kalo aku nyelonong masuk stela telat 40 menit. Lagian telat lebih dari 15 menit kan gak diabsen...

Benernya aku sering bolos Bahasa Inggris. Semester lalu bolos 4-5 kali pertemuan dan aku nyantai aja tuh. Tapi sekarang kan beda. Dosennya beda. Dosennya yang udah lama bikin aku penasaran. Hoh...................................-_-"

Parahnya aku salah memperhitungkan waktu. Ternyata jam 14.25 kelas udah berakhir. Berarti kan aku masih punya waktu 15 menit buat bikin surat...dan 20 menit tambahan untuk ngeprint, TTD, dll sbelum jam 15.00 diserahin ke Ce Malinda...SEANDAINYA AKU IKUT.

Padahal ternyata tadi ada pre test TOEIC!!!

AKU BODOH.
Baka ne!
Gak isa memperhitungkan waktu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Gak isa manajemen tugas!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Huh. Tau deh!

Rabu, Februari 18, 2009

Entrepreneurship Itu...Apa Sih? (2)

Welcome back to Entrepreneurship discussion...=D

Oke kita udah tau kalo Entrepreneurship itu gak melulu jualan. Masalahnya mengubah mindset itu bukanlah hal yang mudah. Terutama di Universitas ini yang notabene anak2nya udah mendapat pengaruh kuat dari Pak JDWI tentang konsep itu. Bahwa Entrepreneurship = Salesmanship. Apalagi secara personal, anak2 banyak yang lebih dekat sama sang Bapak daripada sama tim Entrepreneurship yang baru ini. Jelas aja mereka 'membela' orang yang lebih dekat...

Lantas, masalah besar apa yang dikhawatirkan bisa terjadi?
To the point yah, protes orangtua mahasiswa.
I'm afraid it's the biggest consequence of this conflict.

Mungkin aku berpikir terlalu jauh. Tapi begitu Bu Eli tadi menjelaskan tentang konsep2 Entrepreneurship baru ini, dan melihat gimana beberapa anak terang2an memprotes semua itu, dan mendengar gimana celetukan2 "menohok" dari mereka, aku jadi mikir yang enggak2.

Kita tahu Universitas ini didirikan oleh para praktisi bisnis. Dan gak bisa dimungkiri, banyak orangtua tertarik sama Univ ini karena beranggapan bahwa PARA PENDIRI itulah yang mendesain kurikulum di sini sedemikian rupa sehingga begitu lulus mak jeblusss...mereka langsung bisa ngelanjutin bisnis orang tua.

Tapi Bu Rektor-lah sebenarnya yang diserahi urusan "software" Univ ini. Para pendiri itu hanya mengurus "hardware"nya. Dan tau sendiri kan, Bu Rektor adalah seorang AKADEMISI sejati, bukan seorang PRAKTISI bisnis. Tentu dalam beberapa hal, mereka punya pandangan yang bertentangan.

Aku ngebayangin, abis kuliah tadi anak2 "pengikut" Pak JDWI pada 'wadul' ke ortu masing2, "Ma, Pa, sekarang di kampus gak boleh jualan lagi. Perusahaannya dibubarkan. Entrepreneurship cuman teori doang! Bayangin deh, tadi kita diputerin video-nya Bunda Teresa...masa mau jadi entrepreneur kita disuruh jadi suster???"

Well, gak persis kayak gitu kali yah. Tapi kata2 itu berdasarkan celotehan beberapa teman yang gak sengaja aku denger tadi. Masalahnya, kalo semua anak2 itu pada ngadu ke ortu-nya, dan--parahnya--ortunya juga gak ngerti dengan konsep asli Entrepreneurship...apa yang bakal terjadi??? Mereka bisa membentuk KOTMAET (Koalisi Orangtua Mahasiswa Anti Entrepreneurship Teoritis) dan melabrak gedung rektorat. Mereka bakal nyuruh anaknya pindah ke Univ lain yang bener2 ngajarin bisnis. Atau lebih parah, mereka bakal nyuruh anaknya putus kuliah dan langsung terjun ke bisnis ortu. Woaaa....
*Dramatisasi mode on*...wkwkwk

Dulu aku pernah baca di blog salah seorang Dosen kalo Univ ini berkurang peminatnya karena "banyak mahasiswa n dosen yang bukan cungkuoren lagi"... Pernyataan ini amat tertanam di benakku dan langsung mencelat keluar begitu denger konsep baru Entrepreneurship tadi. Tiba2 aku merasa ini bakal berkembang jadi lebih besar. Kebetulan tim baru Entrepreneurship itu emang iniren semua...dan meskipun bukan itu alasannya, mungkin banyak orangtua mahasiswa yang bakal menjadikannya kambing hitam...

Intinya, kalo nggak cepet diredam, pertentangan dalam konsep Entrepreneurship ini bakal melebar ke mana2, merusak ciri pluralitas, menimbulkan perpecahan intern, hingga akhirnya "meruntuhkan" Universitas ini bahkan sebelum berkembang...
Singkatnya, jadi layu sebelum kuncupnya mekar.

Wew, kayaknya aku mikir terlalu jauh yah? Hmmm gak usa diambil pusing lha...ini cuma hasil imajinasiku yang terlalu liar aja sih...^x^ Tentunya aku nggak berharap kejadian seperti itu bakal terjadi. NGGAK BANGET LAH. Tolong deh, aku cinta mati sama Ma Chung dan nggak mau rumah keduaku ini 'runtuh' begitu saja... (halah opo ae =p)

Tapi rasanya aku optimis deh. Maksudku, pas akhir2 kuliah Pak JDWI udah banyak kakak tingkat yang protes soal metode penilaian dsb. Kayaknya mereka pada bingung gitu loh. Kerasa banget klo konsepnya masih ge-je. Ada benernya komentar Mas Ekak kalo mungkin aja anak2 angkatanku tadi banyak yang protes...soalnya mereka baru jualan slama 1 semester. Masih seru2nya gitu kali yah. Sedangkan kakak tingkat kami udah melakukannya selama 3 semester dan mereka mulai merasa ini GE-JE BANGET. Jadi mungkin mereka bakal setuju sama konsep Entrepreneurship yang baru ini...

Yah, beginilah resiko mahasiswa Universitas baru. Jadi kelinci percobaan...hehehe tapi gak masalah sih. Kita jadi tahu bener gimana rasanya membangun sesuatu dari awal...=)

Entrepereneurship itu...Apa sih? (1)

Tadi pagi ada kuliah Entrepreneurship dan tau gak? Kayaknya Entrepreneurship semester ini bakal 8eda 8anget sama yang se8elum2nya... (sori ki8or 8ejat jadi huruf b diganti 8)

masalahnya aku mulai merasa kalo masalah ini 8akal jadi 8esar.
Sejak awal didirikan, kurikulum Entrepreneurship dipegang oleh seorang dosen (se8ut saja Pak JDWI). Intinya kita harus 8ikin perusahaan dan jualan dg target omzet tertentu tiap minggunya. nilai didapat dr pemenuhan omzet qt dan pengem8angan 8isnis (misal 8ikin pameran di mall or pasang iklan).

masalahnya adalah, 8anyak dosen2 (termasuk 8u rektor) yang gak setuju dengan cara seperti itu. mereka menganggap 8ahwa Entrepreneurship itu 8ukan hanya JUALAN alias Salesmanship, tapi juga di 8idang yg laen...kyk social entre, moral entre, political entre, dll

masalahnya lagi, selama 1 semester dengan Pak JDWI mindset anak2 udah kadung di-cap sperti itu. bahwa Entreperenurship = jualan. titik. bikin bisnis dan dapet duit banyak.

pada pertemuan tadi pagi, Dosen2 penanggung jawab matkul Entre mencoba mengubah mindset itu. mereka memaparkan berbagai macam kelemahan pada kurikulum Entrepreneurship yang lama dan tau gak? yah, seperti bisa diduga, anak2 banyak yang protes.

mereka lebih pengin praktek, dan beranggapan bahwa Entrepreneurship itu gak butuh teori. yang penting jualan. tapi ada juga anak2 yg lebi setuju entreperenurship kayak gini. intinya aku merasa bahwa kalo gak cepet diredam, ini bakal berkembang jadi masalah yang lebih besar...

masalahnya adalah, banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya di Universitas ini karena tertarik dengan ciri khas Entrepreneurship-nya. tau sendiri banyak di antara mahasiswa yang ortunya adalah praktisi bisnis, udah punya usaha mapan, dan pengin anaknya belajar gimana mengembangkan usaha itu. kebetulan di Ma Chung kita bisa langsung praktik bisnis, jadi mereka nganggep ini adalah suatu latihan yg bagus buat anak2 mereka.

sayangnya Ibu Rektor dan beberapa dosen lain kurang setuju dg penyalahgunaan matkul Entrepreneurship di kampus ini, misalnya kadang jadi ajang promosi perusahaan dll yg gak ada hubungannya ma pendidikan. nah ini kan gak bagus. padahal inti Entrepereneurship itu sendiri sebenernya ada di mengambil resiko/peluang dan mengembangkan potensi. dan ini bisa di berbagai bidang. Bisnis, akademik, moral. dll.

terus...apa masalah besarnya???

nah sek ya aku mau shalat Zhuhur dulu. sebenernya masih banyak yang mau ditulisin tapi nanti aku lanjutin lagi...=)

Minggu, Februari 15, 2009

PKM Diary (3) : Sanggar Mergosono

Tadi pagi kami bertiga (minus Vania) mengunjungi Sanggar Mergosono punya Mbak Ayik. Beda sama yang lain, sanggar ini gak punya tempat khusus dan numpang di pelataran SDN Sanggar Mergosono IV. Tempatnya bener2 khas di pemukiman jelata...mepet 'gunung sampah' dan deket kali...

Udah lama nggak ke sana, jadi kangen sama anak2nya...hehehe emang sih, di antara semua sanggar secara pribadi rasanya aku paling dekat sama anak2 di sini. Nah, kebetulan tadi Mbak Ayik lagi ngajarin anak2 caranya pegang sumpit...terus kita main "oper sumpit" dan akhirnya menghias sumpit...sementara yang kecil2 pada mewarna...

Pokoknya tadi tuh tingkahnya anak2 konyol banget deh...!!! Menurutku anak2 di Mergosono lebih terbuka dan gampang akrab...aku sendiri jadi ngerasa nyaman sama mereka...hu uh...jadi inget santri2ku...=(
Nah ini dia foto2 tadi...


"Si tampan tapi bengal"

"Ini nih adek favoritku...^x^"


"Menghias sumpit yuuukkk!!!"

"Ayo mewarnai! Lho, krayon-ku mana yah?"

"Sekali ini ngoper kertas pake sumpit...-_-"

"Deu...serius amat Dek...=p"

"Sepakbola tanpa gawang"

Tunggu petualangan kami selanjutnya...^^